HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Terungkap! Ini Dia 6 Fakta dan Mitos Seputar Makanan Menurut Dokter

Terungkap! Ini Dia 6 Fakta dan Mitos Seputar Makanan Menurut Dokter
Ilustrasi By: Pixabay

KabaRakyat.web.id - Pepatah "You are what you eat" berarti bahwa apa yang kita makan mencerminkan kesehatan tubuh kita. Namun, pepatah ini tidak dimaksudkan secara harfiah. Konsumsi makanan sehat memang sangat penting karena nutrisi yang masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

Makanan yang sehat terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Namun, banyak mitos yang berkembang di masyarakat tentang makanan, yang dapat memengaruhi kebiasaan makan. Berikut adalah penjelasan dari ahli gizi Profesor Ari Fahrial Syam mengenai beberapa mitos dan fakta tentang makanan yang sering dipercayai.

Pertama, muncul pertanyaan tentang permen karet. Apakah benar permen karet yang tertelan akan menempel di dalam perut selamanya? Ini adalah mitos. Menurut Profesor Ari, permen karet sebenarnya bisa keluar dari tubuh melalui proses buang air besar, sama seperti makanan lain yang tidak dicerna dengan sempurna.

Meskipun tidak bisa diserap oleh tubuh, permen karet akan tercampur dengan sisa makanan lain dan dikeluarkan bersama kotoran. Oleh karena itu, tidak perlu khawatir bahwa permen karet akan "nyangkut" di dalam perut.

Mitos lainnya adalah anggapan bahwa semakin banyak makan serat, semakin baik untuk kesehatan. Fakta menunjukkan bahwa serat memang penting bagi kesehatan tubuh, terutama untuk pencernaan. Serat membantu membentuk feses agar dapat dikeluarkan dengan lancar.

Selain itu, serat berfungsi sebagai makanan bagi probiotik, bakteri baik yang hidup di usus. Namun, seperti halnya segala sesuatu, konsumsi serat yang berlebihan juga tidak baik dan dapat menyebabkan masalah pencernaan.

Kemudian, ada anggapan bahwa makan kacang-kacangan dapat menyebabkan perut kembung. Menurut Profesor Ari, ini adalah mitos. Kacang-kacangan sebenarnya tidak menyebabkan kembung secara langsung.

Kembung biasanya disebabkan oleh makanan yang mengandung gas, seperti kol atau sawi, serta makanan yang difermentasi seperti roti yang mengandung ragi. Kacang-kacangan yang digoreng mungkin dapat menyebabkan kembung karena kandungan lemaknya, tetapi dalam bentuk rebusan, kacang tidak akan menyebabkan masalah pencernaan.

Ada juga pendapat bahwa sayuran mentah lebih sehat daripada sayuran yang dimasak. Ini tidak sepenuhnya benar, karena manfaat kesehatan tergantung pada jenis sayuran dan cara memasaknya.

Beberapa sayuran, seperti mentimun, lebih baik dikonsumsi mentah, sementara sayuran lain, seperti bayam atau kangkung, sebaiknya dimasak terlebih dahulu. Beberapa sayuran memang lebih bernutrisi saat dikonsumsi mentah, tetapi ada juga yang lebih mudah dicerna dan aman jika dimasak.

Pertanyaan lain yang sering muncul adalah apakah orang dengan intoleransi laktosa harus menghindari produk susu sepenuhnya. Ini juga merupakan mitos.

Saat ini, tersedia produk susu yang bebas laktosa di pasaran. Produk ini aman untuk dikonsumsi oleh orang yang memiliki intoleransi laktosa, sehingga mereka tetap bisa menikmati manfaat nutrisi dari susu tanpa mengalami gangguan pencernaan.

Lebih lanjut, Profesor Ari menekankan pentingnya diet seimbang yang mencakup variasi makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Tidak ada makanan tunggal yang bisa menyediakan semua nutrisi yang diperlukan tubuh, sehingga mengonsumsi berbagai jenis makanan sehat adalah kunci untuk menjaga kesehatan. Selain itu, tidak perlu mengikuti tren diet tertentu jika tidak didasarkan pada fakta ilmiah.

Masyarakat juga sering kali mempercayai bahwa makanan tertentu dapat langsung menurunkan berat badan atau meningkatkan metabolisme. Faktanya, tidak ada makanan yang secara instan dapat menurunkan berat badan.

Proses penurunan berat badan melibatkan keseimbangan antara asupan kalori dan pengeluaran energi. Pola makan yang sehat dan olahraga teratur adalah cara yang lebih efektif.

Mitos seputar "detoks" dengan jus sayur dan buah juga sering dipercaya. Meskipun jus sehat, tubuh sebenarnya memiliki mekanisme detoksifikasi alami melalui hati dan ginjal. Oleh karena itu, tidak perlu bergantung pada jus tertentu untuk membersihkan racun dari tubuh.

Dengan semakin banyaknya informasi mengenai makanan, masyarakat diharapkan dapat lebih kritis dan mencari informasi dari sumber yang terpercaya. Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang serta menghindari informasi yang tidak berdasarkan fakta adalah langkah penting dalam menjalani gaya hidup sehat.

Demikian penjelasan mengenai berbagai mitos dan fakta seputar makanan dari Profesor Ari Fahrial Syam. Mari kita lebih bijak dalam memilih makanan dan memahami bahwa kesehatan tubuh dimulai dari apa yang kita makan.

Reference:

Posting Komentar