Raksasa Global Ramai-Ramai Tinggalkan Pasar Modal RI, Ini Alasannya
Sumatra Barat, KabaRakyat – Pertumbuhan investor di pasar modal Indonesia terpantau stagnan selama 10 tahun terakhir. Dari sekitar 10 juta investor pada satu dekade lalu, jumlahnya kini hanya meningkat menjadi 12 juta.
Sementara itu, pertumbuhan sektor kripto justru melesat tajam, dengan jumlah investor melebihi pasar modal hanya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Menurut para analis, stagnasi ini mencerminkan sejumlah masalah mendasar dalam pasar modal RI, termasuk rendahnya daya tarik terhadap investasi berisiko tinggi, serta tekanan ekonomi domestik yang memengaruhi daya beli masyarakat.
Kurangnya Daya Tarik Pasar Modal RI
“Investor itu pasti mencari instrumen yang memberikan imbal hasil tinggi. Kalau return-nya minus, tentu mereka enggan masuk,” ujar seorang pengamat pasar modal.
Berdasarkan data year-to-date 2024, pasar modal Indonesia hanya tumbuh 2,16%. Angka ini terbilang rendah dibandingkan dengan negara-negara emerging market lain.
Penurunan aktivitas transaksi saham juga diperparah oleh situasi ekonomi global yang belum stabil, faktor geopolitik, dan perlambatan ekonomi domestik. Bahkan, beberapa sektor, seperti konsumsi, terdampak daya beli masyarakat yang melemah.
Pergeseran Minat ke Instrumen Lebih Aman
Saat ini, banyak investor yang beralih ke instrumen investasi dengan risiko rendah seperti obligasi, emas, dan deposito. Kondisi ini menjadi cerminan dari sikap konservatif investor di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Bahkan, kebijakan ekonomi pemerintah yang bertujuan mendorong pertumbuhan, seperti target peningkatan ekonomi hingga 8%, dinilai belum cukup efektif menarik investor untuk kembali ke pasar modal.
Selain stagnasi pasar modal, kebijakan proteksionisme seperti Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) juga menjadi perhatian investor asing. Kebijakan ini, meskipun bertujuan melindungi industri dalam negeri, sering dianggap membebani perusahaan asing yang ingin berinvestasi di Indonesia.
Sebagai contoh, kebijakan TKDN sebesar 40% untuk produk teknologi seperti Apple, ditambah persyaratan investasi hingga USD 1 miliar, telah membuat perusahaan teknologi besar berpikir ulang untuk masuk ke pasar Indonesia. Hal ini berbeda dengan Vietnam yang menawarkan regulasi lebih fleksibel dan birokrasi yang sederhana.
“Indonesia mencoba melindungi pekerja dan sumber daya lokalnya, tetapi kebijakan ini juga menjadi bumerang karena membuat investor memilih negara lain,” jelas seorang analis ekonomi.
Vietnam dan negara-negara ASEAN lain telah menjadi kompetitor utama Indonesia dalam menarik investasi asing. Vietnam, misalnya, berhasil menjadi tujuan utama perusahaan-perusahaan yang keluar dari China akibat perang dagang dengan Amerika Serikat. Hal ini didukung oleh birokrasi yang lebih ramping, tarif pajak yang rendah, dan kepastian hukum yang lebih terjamin.
Apa yang Bisa Dilakukan Indonesia?
Sobat KabaRakyat, untuk meningkatkan daya tarik investasi, Indonesia perlu melakukan sejumlah langkah strategis, di antaranya:
-
Kepastian Hukum: Kepastian regulasi menjadi aspek penting yang dicari investor asing. Hukum yang tidak konsisten membuat investor merasa tidak nyaman berinvestasi di Indonesia.
-
Penyederhanaan Birokrasi: Proses perizinan yang panjang dan mahal harus disederhanakan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya tambahan bagi investor.
-
Insentif Pajak: Penawaran insentif yang kompetitif, seperti pengurangan pajak atau fasilitas fiskal lainnya, dapat menjadi daya tarik bagi investor asing.
Masa Depan Investasi di Indonesia
Meskipun menghadapi tantangan berat, Indonesia tetap memiliki potensi besar sebagai tujuan investasi. Dengan memperbaiki stabilitas ekonomi, transparansi hukum, dan efisiensi birokrasi, pemerintah dapat menciptakan lingkungan investasi yang lebih menarik di masa depan.
Namun, untuk mewujudkan itu semua, diperlukan kerja keras dan komitmen bersama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Apakah Sobat KabaRakyat optimis Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara tetangga? Tulis pendapat Anda di kolom komentar!