HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Indonesia Peringkat 7 Ekonomi Terbesar Dunia? Ini Faktanya!

Indonesia Peringkat 7 Ekonomi Terbesar Dunia? Ini Faktanya!
Ilustrasi by: Pixabay

Sumbar, KabaRakyat.web.id - Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat peningkatan peringkat Indonesia dalam deretan negara dengan ekonomi terbesar di dunia, di mana pada Januari 2025 Indonesia berhasil menduduki posisi ketujuh.

Pencapaian ini menunjukkan pergerakan signifikan dari posisi sebelumnya yang berada di urutan kedelapan atau bahkan kesepuluh pada tahun-tahun terdahulu.

Peringkat ini dihitung berdasarkan produk domestik bruto (PDB) yang telah disesuaikan dengan paritas daya beli (PPP), sehingga mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat Indonesia relatif lebih kuat karena inflasi yang lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara maju yang mengalami penurunan daya beli akibat inflasi tinggi.

Dalam diskusi yang melibatkan beberapa pakar ekonomi, disebutkan bahwa kenaikan peringkat tersebut tidak semata-mata menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia tumbuh lebih pesat secara riil, melainkan juga dipengaruhi oleh penurunan kinerja ekonomi di negara lain.

Para narasumber menekankan bahwa perhitungan dengan basis PDB PPP menguntungkan Indonesia karena daya beli masyarakat tetap terjaga. Meskipun demikian, mereka mengingatkan agar pencapaian ini tidak dijadikan alasan untuk terlena, sebab di balik kenaikan peringkat tersebut masih terdapat permasalahan struktural yang signifikan, seperti tingginya angka kemiskinan dan ketimpangan sosial.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin mencapai 24,06 juta orang atau 8,57% dari total populasi, yang masih menjadi tantangan besar bagi pemerintah.

Lebih jauh, diskusi juga menyoroti kinerja sektor ekspor Indonesia. Meskipun data menunjukkan bahwa nilai ekspor Indonesia mengalami kenaikan, kontribusinya terhadap PDB serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan masih perlu ditingkatkan.

Para ahli menyatakan bahwa penciptaan lapangan kerja yang cukup menjadi keharusan, mengingat Indonesia sedang menghadapi bonus demografi dengan pertumbuhan angkatan kerja yang sangat besar.

Untuk itu, mereka menilai bahwa pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, idealnya di atas 7%, sangat diperlukan agar pengurangan angka pengangguran dan kemiskinan dapat terwujud secara lebih optimal.

Para narasumber juga menyoroti perlunya strategi komprehensif yang tidak hanya mengandalkan ekspor barang, tetapi juga harus memperkuat sektor industri dan mengoptimalkan potensi ekspor produk olahan serta jasa. l

Mereka menyarankan agar pemerintah mendorong program-program yang mendukung pelibatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam perdagangan internasional, serta meningkatkan investasi dalam pengembangan infrastruktur industri.

Kerjasama dengan berbagai mitra internasional, termasuk integrasi ekonomi dengan blok-blok regional seperti BREX, juga dianggap sebagai langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.

Secara keseluruhan, meskipun peningkatan peringkat Indonesia sebagai ekonomi terbesar ketujuh di dunia merupakan suatu pencapaian yang patut diapresiasi, para pakar menekankan bahwa capaian tersebut hanyalah sebuah label.

Tantangan struktural seperti defisit neraca pendapatan, ketergantungan terhadap sektor ekspor tertentu, serta masih tingginya angka kemiskinan harus segera diatasi agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya tercermin dalam angka-angka makro, tetapi juga berdampak nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah diharapkan dapat menjalankan reformasi struktural yang mendalam untuk menciptakan fondasi ekonomi yang lebih kuat dan berdaya saing di kancah global.

Posting Komentar