HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar
~ ADVERTISEMENT ~

Perbandingan Suzuki Ertiga dan XL7: Mana yang Lebih Unggul di Kelas LMPV?

Perbandingan Suzuki Ertiga dan XL7: Mana yang Lebih Unggul di Kelas LMPV?

Sumbar, KabaRakyat.web.id - Ketika berbicara tentang mobil keluarga yang nyaman dan terjangkau, kelas Low Multi-Purpose Vehicle (LMPV) selalu menjadi pilihan utama.

Mobil LMPV dianggap sebagai solusi sempurna untuk memenuhi kebutuhan keluarga, terlepas dari mereknya. Meskipun setiap merek memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, kelas LMPV tetap diakui sebagai pilihan terbaik untuk mobil keluarga dengan harga yang terjangkau.

Menariknya, Sobat KabaRakyat, popularitas LMPV tidak bisa dipungkiri. Pasar yang tinggi membuat hampir semua produsen mobil memiliki produk di kelas ini.

~ ADVERTISEMENT ~

Toyota memiliki Avanza, Daihatsu punya Xenia, Mitsubishi mengandalkan Xpander, Honda menghadirkan Mobilio, dan Suzuki meluncurkan Ertiga. Di antara semua itu, Suzuki Ertiga (R3) menjadi salah satu yang menarik perhatian, terutama karena ada sesuatu yang unik tentang mobil ini.

Suzuki pertama kali meluncurkan Ertiga pada tahun 2012. Saat itu, mobil ini langsung bersaing ketat dengan mobil sejenis, terutama Grand Livina. Meskipun persaingan ketat, Ertiga berhasil mendapatkan tempat di pasar Indonesia yang sangat kompetitif. Kesuksesan ini membuat Suzuki memberikan penyegaran signifikan pada tahun 2018 dengan meluncurkan generasi kedua Ertiga.

Tampilan generasi kedua ini benar-benar lebih modern, baik dari segi eksterior maupun interior. Sobat KabaRakyat, perubahan ini membawa dampak positif bagi Suzuki. Pada tahun peluncurannya, penjualan Suzuki meningkat 5,7% secara wholesale dan 8,9% secara retail, dengan total penjualan mencapai 107.000 unit. Dari angka tersebut, Ertiga menyumbang 32.592 unit, baik versi lama maupun baru.

Sobat KabaRakyat, kesuksesan Ertiga generasi kedua bahkan membawa mobil ini meraih penghargaan "Car of the Year" pada tahun 2019. Namun, situasi berubah ketika Suzuki meluncurkan XL7 pada tahun 2020. Meskipun berbeda, XL7 memiliki kemiripan dengan Ertiga, terutama dari segi desain. Namun, XL7 menawarkan fitur yang lebih lengkap, meskipun tidak terlalu signifikan.

Menariknya, perbedaan harga antara Ertiga dan XL7 hanya sekitar Rp30 juta. Hal ini membuat banyak konsumen lebih memilih XL7. Bahkan, Suzuki memberikan diskon besar-besaran untuk Ertiga, mencapai Rp60 juta, hanya setahun setelah peluncurannya. Ini menimbulkan pertanyaan: Apakah Ertiga sengaja dibuat sebagai produk "decoy"?

Produk decoy adalah produk yang sengaja dirancang untuk tidak laku, sebagai bagian dari strategi pemasaran. Contoh sederhananya adalah ketika kita membeli kopi dan disuguhi tiga ukuran: small, medium, dan large. Medium sering menjadi produk decoy yang mendorong konsumen memilih large.

Jika melihat data penjualan, pada tahun 2021, XL7 menjadi mobil terlaris kedua Suzuki dengan kontribusi 18% dari total penjualan, atau sekitar 16.090 unit secara wholesale. Sementara itu, Ertiga hanya menyumbang 12% dengan penjualan 11.410 unit. Perbedaan ini semakin memperkuat dugaan bahwa Ertiga sengaja dijadikan produk decoy untuk mendongkrak penjualan XL7.

Sobat KabaRakyat, mari kita bandingkan kedua mobil ini lebih detail. Harga baru Ertiga saat ini dimulai dari Rp234 juta, sedangkan XL7 dijual mulai Rp262 juta. Perbedaan harga yang tipis ini membuat XL7 lebih menarik, terutama karena fitur dan desainnya yang lebih modern.

Dari segi tampilan, Sobat KabaRakyat, XL7 memiliki desain depan yang berbeda, sementara bagian belakang dan garis samping dibuat mirip dengan Ertiga. Namun, XL7 terlihat lebih gagah dan modern. Selain itu, XL7 sudah menggunakan lampu LED dengan DRL, sementara Ertiga masih menggunakan projector.

Dimensi kedua mobil ini juga berbeda, Sobat KabaRakyat. XL7 memiliki panjang 4.450 mm, lebar 1.775 mm, dan tinggi 1.710 mm. Sementara itu, Ertiga memiliki panjang 4.395 mm, lebar 1.735 mm, dan tinggi 1.690 mm. Meskipun perbedaannya tidak signifikan, XL7 tetap lebih unggul.

~ ADVERTISEMENT ~

Interior kedua mobil ini hampir sama. Namun, XL7 menawarkan beberapa perbedaan kecil, seperti aksen warna dan motif jok. Fitur yang paling menonjol adalah Smart I-Mirror pada varian tertinggi XL7, yang tidak dimiliki Ertiga. Meskipun mesin yang digunakan sama, yaitu K15B, performa XL7 lebih baik berkat penyegaran pada BCM dan ECU.

Dengan perbedaan harga yang tipis, wajar jika konsumen lebih memilih XL7. Bahkan, sales Suzuki pun sering menyarankan pelanggan untuk memilih XL7 daripada Ertiga. Data penjualan juga menunjukkan bahwa XL7 selalu lebih laris daripada Ertiga.

Meskipun Ertiga didiskon besar-besaran, bahkan mencapai Rp80 juta, perbedaan harga akhir dengan XL7 tidak terlalu signifikan. Ini membuat Ertiga semakin terlihat seperti produk decoy. Namun, Sobat KabaRakyat, bukan berarti Ertiga adalah mobil yang buruk. Banyak konsumen yang tetap memilih Ertiga karena harganya yang lebih murah, meskipun fiturnya sedikit lebih terbatas.

Pada akhirnya, strategi Suzuki dengan Ertiga dan XL7 adalah bagian dari teknik pemasaran yang cerdas. Dengan mengorbankan Ertiga, Suzuki berhasil mendongkrak penjualan XL7 dan meraih keuntungan lebih besar. Namun, kedua mobil ini tetap memiliki value for money yang hampir mirip.

Jadi, menurut Anda, apakah Ertiga memang sengaja dijadikan produk decoy? Ataukah mobil ini tetap layak menjadi pilihan untuk keluarga? Silakan bagikan pendapat Anda di kolom komentar! Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

~ ADVERTISEMENT ~
~ ADVERTISEMENT ~
Posting Komentar