HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Patung Biawak Wonosobo Viral, Jadi Ikon Baru Wisata Jawa Tengah

Patung Biawak Wonosobo Viral, Jadi Ikon Baru Wisata Jawa Tengah

Sumbar, KabaRakyat.web.id - Sebuah monumen unik mencuri perhatian di Wonosobo, Jawa Tengah. Patung biawak setinggi tujuh meter berdiri gagah di Desa Kerasa, Kecamatan Selomerto. Kehadirannya viral di media sosial. Bentuknya realistis, menarik setiap pengendara yang melintas. Apa cerita di balik patung ini, Sobat KabaRakyat?

Patung ini terletak di tepi jalan nasional. Jalur ini menghubungkan Wonosobo dan Banjarnegara. Tepat di pintu masuk Wonosobo arah selatan, patung biawak menyapa. Detail tekstur kulit dan sorot mata tajam membuatnya tampak hidup. Posisinya seolah siap bergerak.

Biawak memang bukan hewan asing di wilayah ini. Sungai Serayu, dekat Desa Kerasa, menjadi habitatnya. Biawak hidup berdampingan dengan warga. Hewan ini tidak merusak pertanian. Keberadaannya jadi bagian dari kearifan lokal. Patung ini menggambarkan keunikan tersebut.

Setiap hari, puluhan hingga ratusan orang berhenti. Mereka mengabadikan momen dengan foto dan video. Patung ini jadi daya tarik baru. Pengunjung dari berbagai daerah datang. Media sosial mempercepat popularitasnya. Wonosobo punya ikon baru, Sobat KabaRakyat.

Inisiatif pembangunan patung datang dari Karang Taruna Selomerto. Mereka bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Tujuannya jelas, mengangkat kearifan lokal. Patung ini juga memperkenalkan keanekaragaman hayati. Lingkungan alami Wonosobo masih terjaga.

Sobat KabaRakyat, ide patung biawak muncul dari warga. Masyarakat Desa Kerasa mengusulkan pembangunan. Biawak dianggap endemik di wilayah mereka. Sejak dulu, hewan ini berkembang biak di sekitar sungai. Warga ingin melestarikan sejarah ini.

Pembangunan patung tidak menggunakan dana APBD. Anggaran desa juga tidak tersentuh. Dana berasal dari program CSR Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Gotong royong menjadi kunci. Anggaran minimalis, tapi hasilnya maksimal. Efisiensi jadi keunggulan proyek ini.

Proses pembuatan patung melibatkan seniman lokal. Ari, seorang pelukis terkenal di Wonosobo, dipercaya mengerjakannya. Karyanya sudah menghiasi pendopo kabupaten. Kepercayaan ini membuahkan hasil. Patung biawak tampak nyata, sesuai harapan warga.

Warga Wonosobo bangga dengan kehadiran patung ini. Sebelumnya, ikon kota hanya Monumen Karika dan Tariwak. Kini, patung biawak menambah kebanggaan. “Senang ada ikon baru,” ujar salah satu warga. Viralnya patung ini meningkatkan semangat komunitas.

Sobat KabaRakyat, patung ini belum resmi diresmikan. Namun, lokasinya sudah ramai pengunjung. Banyak yang datang untuk berfoto. Prediksi pun muncul. Patung ini akan jadi spot wisata ikonik. Wilayah selatan Wonosobo kini punya daya tarik baru.

Keunikan patung terletak pada desainnya. Tekstur kulit menyerupai biawak asli. Sorot mata dan posisi tubuh menambah kesan hidup. Pengendara yang melintas sering melambat. Mereka terpikat oleh detail realistis. Keren, bukan, Sobat KabaRakyat?

Pembangunan patung juga punya makna mendalam. Ini bukan sekadar ornamen. Patung ini melestarikan sejarah lokal. Biawak jadi simbol harmoni antara warga dan alam. Wonosobo menunjukkan komitmen menjaga lingkungan. Nilai ini patut diapresiasi.

Antusiasme warga terhadap patung sangat tinggi. Mereka terus bertanya kapan proyek selesai. Semangat ini memotivasi Karang Taruna. “Masyarakat begitu antusias,” kata perwakilan pemerintah. Dukungan publik mempercepat realisasi proyek.

Meski anggarannya minimalis, kualitas patung tidak mengecewakan. Nominal pastinya tidak diungkap. Namun, efisiensi jadi kebanggaan. Patung ini membuktikan kreativitas lokal. Tanpa dana besar, Wonosobo menghasilkan karya bernilai tinggi.

Patung biawak juga mendatangkan manfaat ekonomi. Pengunjung yang datang membeli makanan atau suvenir. Pedagang lokal ikut merasakan dampaknya. Wisata spontan ini menggerakkan roda ekonomi. Potensi ini bisa terus dikembangkan, Sobat KabaRakyat.

Keberhasilan proyek ini menunjukkan kekuatan gotong royong. Pemerintah, Karang Taruna, dan BUMD bersinergi. Masyarakat juga turut mendukung. Kolaborasi ini jadi contoh baik. Daerah lain bisa meniru model ini.

Viralnya patung biawak membawa nama Wonosobo melambung. Media sosial jadi alat promosi gratis. Foto-foto patung menyebar cepat. Wisatawan penasaran ingin melihat langsung. Ini peluang emas untuk pariwisata lokal.

Sobat KabaRakyat, patung biawak bukan hanya karya seni. Ini simbol identitas dan kebanggaan. Wonosobo berhasil menciptakan ikon baru. Dengan kreativitas dan kolaborasi, daerah ini menarik perhatian dunia. Ayo kunjungi dan rasakan sendiri pesonanya!

Posting Komentar